Massacusset, 2011. Seorang peneliti dari Technology and Research of Arkansas Institute berkebangsaan Indonesia telah menyelesaikan tesisnya mengenai perpindahan neutron dan elektron secara bersamaan melalui udara secara terkontrol melewati transmiter dan receiver melewati selubung gelombang magnet dan dapat dikontrol secara remote management, dalam arti lain penelitiannya telah menjadikan penemuan terpenting pada abad ini karena secara awam hal ini digambarkan bahwa ia dapat melakukan pengaliran listrik melalui media udara bebas secara terkontrol tanpa membutuhkan rambatan konvensional seperti kabel atau kawat berbahan metal.
Dr. Susanto Tjahjadi, PhD. lahir di Bandung, Indonesia. Menyelesaikan program S1 dan S2 di Indonesia pada bidang teknologi informasi pada tahun 2001 dan melanjutkan studinya di luar negeri, lalu sempat cuti beberapa tahun karena disamping kuliah S3, ia juga mempunyai kesibukan sebagai pekerja sosial lingkungan hidup, pengurus komunitas underground Technology, dan juga mendapatkan pasangan hidupnya disana.
“Tadinya saya berpikir bahwa hal ini mustahil, tapi berkat intuisi dengan didukung teori yang tepat maka akhirnya selesailah penelitian untuk lompatan awal ini”, ucapnya disela presentasinya pada khalayak universitas dan perusahaan korporat pada bulan mei lalu. Dan memang hal tersebut adalah terobosan baru dalam dunia teknologi dan bagi sebagian besar orang hal tersebut merupakan sesuatu yang mustahil untuk dicapai.
Penelitian selama 7 tahun tersebut akhirnya membuahkan hasil, tepatnya pada bulan februari 2011 lalu sebuah prototype ciptaannya telah sukses di presentasikan kepada Dr. Hendrik Magnus, profesor pembimbingnya dan kawan sesama peneliti di fasilitas lab terbuka milik universitas Technology and Research of Arkansas Institute.
Awalnya pembangkit listrik statik buatan di bangkitkan melalui generator dan disimpan pada baterai besar untuk menyimpan dayanya, lalu pada saat bersamaan gelombang magnet membentuk selubung menyerupai silinder panjang dipancarkn melalui antena transmitter melalui pusat kontrol gelombang, lalu transmisi gelombang tersebut diterima receiver untuk kemudian distabilkan. Energi elektron pun mulai dilepaskan, listrik berkekuatan 1.500 watt tersebutkan memancarkan sinar berwarna kuning tua saat ditembakkan dan mampu dialirkan melewati jalur selubung silinder tersebut dan akhirnya mencapai receiver lalu melewati konduktor untuk kemudian masuk pada tabung stabilisator dan menghidupkan 50 pasang lampu pijar dan sebuah televisi.
Tentu saja ketegangan terjadi saat uji coba eksperimen tersebut, tapi semua berjalan lancar sampai saat pengujian untuk listrik berkekuatan 1000 Volt. “Sungguh pemandangan yang indah, belum pernah kulihat listrik murni mengalir teratur dan lurus diudara seperti menggunakan perantara kabel tembaga”, ucap salah seorang kawannya dengan takjub.
Saat presentasi terakhir bulan mei kemarin beberapa perusahaan korporat mulai melirik penelitiannya yang sukses itu, “bukankah ini hebat, anda bisa men-charge perangkat mobile anda tanpa memerlukan kabel lagi atau mungkin nanti listrik tidak perlu dialirkan kerumah-rumah menggunakan kabel yang merusak pemandangan itu?” berbagai ide dan inovasi dari terkuaknya teknologi tersebut akan dengan cepat bermunculan kelak. Selamat datang teknologi listrik wireless!